soloportal.blogspot.com~~~Riset
atau penilitian perihal masalah ini sudah banyak dilakukan oleh para
ahli. Karena liver merupakan bagian tubuh manusia yang menjadi tempat
detoxifikasi, maka sampah metabolit dari zat-zat yang masuk ke dalam
tubuh akan berlabuh ke sana. Sehingga jika zat tersebut merupakan zat
yang merusak, liver pun akan ikut rusak. Adalah sebuah penelitian yang
dilakukan di Turki berjudul “Hepatoprotective Effects of Nigella sativa
L and Urtica dioica L on Lipid Peroxidation, Antioxidant Enzyme Systems
and Liver Enzymes in Carbon Tetrachloride-treated Rats” yang
diterbitkan di World Journal Gastroenterology tahun 2005, didapatkan
hasil dimana tikus percobaan yang diberi karbon tetraklorid menunjukkan
keracunan pada livernya yang ditandai dengan meningkatnya enzim lipid
peroxidasi dan enzim liver, serta menurunnya level enzim antioksidan.
Pada pemberian minyak habbatussauda per injeksi dosis 2 ml/Kg selama 60 hari terjadi perubahan bermakna dimana terjadi penurunan level enzim lipid peroksidasi dan enzim liver serta peningkatan level enzim antioksidan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa habbatussauda memberikan reaksi yang bersifat memperbaiki kerusakan liver, sehingga dari sini tampaklah efek dari habbatussauda yang bersifat haptoprotektif atau melindungi liver. Dan justru bukan merusak liver.
Penelitian lain yang hampir serupa dilakukan juga di Turki dengan judul yang juga hampir sama, yakni “Protective Effect of Nigella sativa Seed on CCl4 Induced Hepatotoxicity” yag juga dilakukan di tahun 2005. Bedanya disini bahan Habbatussauda yang dipakai adalah dalam bentuk biji-bijian, bukan berbentuk minyak. Dosis yang diberikan adalah 800 mg/Kg diberikan per oral (dimakan), selama 4 minggu. Hasil dari penelitian ini membuktikan, bahwa dengan dosis yang disebutkan di atas, tikus yang livernya dirusak dengan CCl4 mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Sehingga penelitia ini berkesimpulan bahwa habbatussauda dapat mencegah kerusakan liver secara bermakna.
Pada tahun 2007 juga dilakukan uji coba untuk menguji keampuhan habbatussauda, dalam hal ini zat aktifnya yang bernama thymoquinon, untuk memperbaiki liver yang rusak akibat alcohol. Penelitian tersebut berjudul “Effect of Thymoquinone on Ethanol Induced Hepatotoxicity in Wistar Rats” yang dipublikasikan pada Journal Medical Sciences oleh Department of Community Health Sciences, College of Medical Sciences King Saud University, Saudi Arabia.
Pada riset tersebut didapatkan hasil, bahwa pemberian thymoquinon dengan berbagai dosis dari 5 mg/Kg hingga 20 mg/Kg memberikan efek memperbaiki kondisi liver yang rusak akibat pengaruh alcohol, melalui mekanisme peningkatan aktivitas antioksidan dari liver.
Sehingga dari berbagai riset dan penelitian ini, ketakutan akan efek samping Habbatusauda terhadap kerusakan liver tidaklah beralasan. Bahkan pemberian asupan Habbatussauda akan memperbaiki kondisi liver dan melindungi liver dari kerusakan yang diakibatkan bahan-bahan kimia berbahaya, baik disengaja atau tidak masuk ke dalam tubuh manusia.
Penulis Ust Dr. Insan AN
Pada pemberian minyak habbatussauda per injeksi dosis 2 ml/Kg selama 60 hari terjadi perubahan bermakna dimana terjadi penurunan level enzim lipid peroksidasi dan enzim liver serta peningkatan level enzim antioksidan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa habbatussauda memberikan reaksi yang bersifat memperbaiki kerusakan liver, sehingga dari sini tampaklah efek dari habbatussauda yang bersifat haptoprotektif atau melindungi liver. Dan justru bukan merusak liver.
Penelitian lain yang hampir serupa dilakukan juga di Turki dengan judul yang juga hampir sama, yakni “Protective Effect of Nigella sativa Seed on CCl4 Induced Hepatotoxicity” yag juga dilakukan di tahun 2005. Bedanya disini bahan Habbatussauda yang dipakai adalah dalam bentuk biji-bijian, bukan berbentuk minyak. Dosis yang diberikan adalah 800 mg/Kg diberikan per oral (dimakan), selama 4 minggu. Hasil dari penelitian ini membuktikan, bahwa dengan dosis yang disebutkan di atas, tikus yang livernya dirusak dengan CCl4 mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Sehingga penelitia ini berkesimpulan bahwa habbatussauda dapat mencegah kerusakan liver secara bermakna.
Pada tahun 2007 juga dilakukan uji coba untuk menguji keampuhan habbatussauda, dalam hal ini zat aktifnya yang bernama thymoquinon, untuk memperbaiki liver yang rusak akibat alcohol. Penelitian tersebut berjudul “Effect of Thymoquinone on Ethanol Induced Hepatotoxicity in Wistar Rats” yang dipublikasikan pada Journal Medical Sciences oleh Department of Community Health Sciences, College of Medical Sciences King Saud University, Saudi Arabia.
Pada riset tersebut didapatkan hasil, bahwa pemberian thymoquinon dengan berbagai dosis dari 5 mg/Kg hingga 20 mg/Kg memberikan efek memperbaiki kondisi liver yang rusak akibat pengaruh alcohol, melalui mekanisme peningkatan aktivitas antioksidan dari liver.
Sehingga dari berbagai riset dan penelitian ini, ketakutan akan efek samping Habbatusauda terhadap kerusakan liver tidaklah beralasan. Bahkan pemberian asupan Habbatussauda akan memperbaiki kondisi liver dan melindungi liver dari kerusakan yang diakibatkan bahan-bahan kimia berbahaya, baik disengaja atau tidak masuk ke dalam tubuh manusia.
Penulis Ust Dr. Insan AN