Skip to content
soloportal.blogspot.com ---Jika ada orang kaya mengatakan padamu 'sedang engkau yakin tentang
kejujurannya', berilah si fulan ini dan itu, besok engkau akan kuberi
sesuatu yang lebih baik daripadanya, apakah engkau akan enggan menuruti
kemauannya? Tentu, sedetik pun engkau tidak akan terlambat memenuhi
keinginannya sebab engkau akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
Lalu, apatah lagi jika yang menjanjikan kepadamu itu Allah Azza Wajalla,
Pemilik langit dan bumi, Dzat Yang Maha Agung, Maha Pengasih dan Maha
Kaya? Allah berfirman, "Dan kebaikan apa saja yang engkau perbuat untuk
dirimu, niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai
balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya." (Al
Muzzammil: 20)
Orang yang berinfak (bersedekah) di jalan Allah
seakan-akan memberi pinjaman kepada Allah, padahal Dia adalah Maha Kaya
dan Maha Pemberi. Pilihan kata "qardh" (pinjaman) tentu karena begitu
sangat mulianya kedudukan orang yang
berinfak di sisi Allah. Di samping, kata "qardh" membawa makna hutang
piutang, yang berarti Allah 'Dzat yang tidak menyelisihi janji-Nya'
pasti membayar hutangNya tersebut.
"Siapakah yang mau memberi
pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan
Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan
lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki)
dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan." (Al Baqarah: 245)
Suatu
kali, ada seorang Salaf yang berthawaf di Ka'bah seraya berulang-ulang
membaca do'a, "Ya Allah, jagalah diriku dari sifat kikir, ya Allah
jagalah diriku dari sifat kikir." Sehingga ada yang menegur, wahai hamba
Allah, apakah engkau tidak mengetahui selain do'a ini? Ia menjawab,
sesungguhnya Allah berfirman, "Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Al Hasyr: 9)
Sebaliknya, orang yang menimbun hartanya dan tidak mau menafkahkan
sebagian daripadanya kelak pada Hari Kiamat Allah akan mengalungkan
harta yang ia bakhilkan tersebut di batang lehernya, (Q.S.: 3: 180).
Dengan emas dan peraknya 'padahal di dunia keduanya amat ia banggakan'
yang telah dipanaskan dalam Neraka Jahannam, dahi, lambung dan punggung
mereka dibakar/diseterika, (Q.S. 9:34-35)
Barangsiapa takut
kepada Allah dalam masalah harta, lalu membelanjakannya sesuai dengan
yang diridhai-Nya, memberi makan fakir miskin, serta mengeluarkannya
untuk menolong agama Allah dan meninggi-kan kalimat-Nya, niscaya Allah
akan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya, Allah
akan menjaganya dan memberkahi keluarga dan anak-anaknya. Duhai alangkah
bahagianya hamba ini, bahagia di dunia, juga bahagia di akherat. Dan,
kebahagia-an bukanlah sesuatu yang diperjual-belikan. Ia adalah anugerah
Allah bagi hamba-Nya yang ta'at dan memenuhi perintah-Nya.
Semoga Allah memudahkan kita menderma dan memberkahi harta dan segala yang dikaruniakan kepada kita untuk bisa berderma, Aamiin