Reads :28
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirahmanirahim.
PERHATIKAN DENGAN SIAPA ENGKAU BERTEMAN
“Seseorang itu akan mengikuti agama temannya. Maka hendaklah masing-masing kamu memperhatikan dengan siapa ia berteman.” (HR. Tirmidzi)
Sahabat yang baik adalah yang tulus mendoakan dan mengingatkanmu pada Allah.
Yang mengenal dirimu dan senantiasa menjaga ukhuwah, memberi ketenangan saat bersamanya, ada inspirasi amal shaleh saat melihatnya, Dalam diamnya dia mendoakan, dalam senyumnya dia menenangkan, dalam nasihatnya dia bangkitkan semangat mencintai kebaikan…
Dunia akan terasa lebih indah apabila kita mempunyai teman yang berhati mulia, Teman yang selalu memberikan motivasi, ikhlas memberikan nasehat, mengajak berbuat baik, melarang berbuat maksiat, suka berbagi ilmu, menjaga rahasia, menutupi aib, menginginkan kebaikan untuk kita seperti menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri…
Abul Qa’qa’ mengatakan; “Seseorang harus mencari kawan yang shalih, rajin dan suka menasehati, agar (ia) selalu bisa bersamanya pada sebagian besar waktunya, saling memotivasi dalam belajar dan saling menguatkan semangat sesamanya, mengingatkannya bila ia salah, dan mendukungnya bila ia benar dan mengevaluasi apa yang telah ia hafal, baca, diskusikan, dan kaji tentang sebuah permasalahan dengan selalu bersama-sama.”
Seseorang bertanya: “kepada siapa kami harus bergaul, wahai Syaikh ?” Sufyan Ats Tsauri menjawab: “Dengan orang-orang yang senantiasa mengingatkanmu untuk berdzikir kepada Allah, dengan orang-orang yang membuatmu gemar beramal untuk akhirat. Dan, dengan orang-orang yang akan menambah ilmumu ketika kamu berbicara kepadanya.”
Dzun Nun Al-Mishri (wafat 246 H) rahimahullah berkata:
“Hendaknya kamu bermajlis/bergaul dengan orang yang hanya dengan melihatnya saja sudah mengingatkanmu kepada Allah Azza wa Jalla, kewibawaannya membekas di dalam hatimu, ucapannya menambah motivasimu dalam beramal, amalnya membuatmu zuhud di dunia, dan kamu tidak bermaksiat kepada Allah selama kamu berada di dekatnya. Dia menasehatimu dengan perbuatan, tidak (hanya) dengan perkataan.”
Bergaul dengan orang saleh merupakan keutamaan, sedangkan mengikuti jejak langkah mereka adalah suatu kewajiban. (Khalifah Ustman).
Janganlah engkau melibatkan diri dalam hal yang tidak bermanfaat bagimu. Hindarilah musuhmu dan hati-hatilah dalam berteman kecuali dengan orang yang terpercaya. Tidak ada orang yang terpercaya kecuali orang yang takut kepada Allah. Janganlah berteman dengan orang jahat karena engkau akan terpengaruh menjadi jahat. Dan musyawarahkan urusanmu hanya dengan orang-orang yang takut kepada Allah. (Umar bin Khaththab)
Sebaik-baik teman adalah yang berkata pada temannya: AYO KITA PUASA SEBELUM KITA MATI. Dan seburuk2 teman adalah yang berkata pada temannya: AYO KITA MAKAN DAN MINUM SEBELUM KITA MATI. (hilyatul auliya)
Waspadalah dari kawan yang buruk, yaitu kawan yg jika engkau ingin dekat dengan Allah maka dia tak dapat membantumu, dan jika engkau melupakan Allah maka dia tak mau mengingatkanmu.
Banyak bergaul dengan orang2 sholeh adalah obat bagi penyakit hati. Sedangkan banyak bergaul dengan orang2 rusak adalah sumber penyakit hati. Maka berhati2lah dlm memilih teman dekat, dan selektiflah dalam bergaul. Menyendiri lebihh baik daripada bergaul dengan orang2 yang buruk/jahat, dan bergaul dengan orang2 baik lebihh baik daripada menyendiri. Rasulullah berkata: “Seseorang akan mengikuti agama teman dekatnya.” (HR. ABU DAWUD)
“Sebaik-baik hamba Allah adalah orang yang jika dilihat (menjadi perhatian) disebutlah nama Allah, dan seburuk-buruk hamba Allah adalah orang yang berjalan dengan mengadu domba, memecah belah antara orang-orang yang saling cinta, dan senang untuk membuat susah orang-orang yang baik.” (HR. Ahmad 4/227, periksa juga kitab “Hashaid al-Alsun” hal. 68)
Sahabatmu yang menasehatimu adalah sahabat yang sayang padamu sehingga ingin kebaikan bagimu, adapun sahabat yang membiarkanmu dalam kesalahan tanpa menasehatimu adalah sahabat yang telah menipumu.
Imam Ibn Qudamah menjelaskan dalam kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin, bahwa ada empat kriteria yang patut menjadi pedoman dalam memilih teman.
[1]. Aqidahnya benar.
[2]. Akhlaqnya baik.
[3]. Bukan dengan orang yang tolol atau bodoh dalam hal berprilaku. Karena dapat menimbulkan mudharat.
[4]. Bukan dengan orang yang ambisius terhadap dunia atau bukan orang yang materialistis.
“Seseorang itu berada di atas agama temannya. Maka hendaklah salah seorang kamu memperhatikan dengan siapa ia berteman.” (HR. Tirmidzi)
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalau pun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Orang-orang yang berilmu agama adalah orang yang kucari di setiap tempat. Mereka adalah tujuan yang selalu kucari. Dan aku menemukan keshalihan hatiku di dalam bergaul dengan mereka.
(حلية الأولياء وطبقات الأصفياء , IV/85 )
-Admin 03-
Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
-WRD-
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirahmanirahim.
PERHATIKAN DENGAN SIAPA ENGKAU BERTEMAN
“Seseorang itu akan mengikuti agama temannya. Maka hendaklah masing-masing kamu memperhatikan dengan siapa ia berteman.” (HR. Tirmidzi)
Sahabat yang baik adalah yang tulus mendoakan dan mengingatkanmu pada Allah.
Yang mengenal dirimu dan senantiasa menjaga ukhuwah, memberi ketenangan saat bersamanya, ada inspirasi amal shaleh saat melihatnya, Dalam diamnya dia mendoakan, dalam senyumnya dia menenangkan, dalam nasihatnya dia bangkitkan semangat mencintai kebaikan…
Dunia akan terasa lebih indah apabila kita mempunyai teman yang berhati mulia, Teman yang selalu memberikan motivasi, ikhlas memberikan nasehat, mengajak berbuat baik, melarang berbuat maksiat, suka berbagi ilmu, menjaga rahasia, menutupi aib, menginginkan kebaikan untuk kita seperti menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri…
Abul Qa’qa’ mengatakan; “Seseorang harus mencari kawan yang shalih, rajin dan suka menasehati, agar (ia) selalu bisa bersamanya pada sebagian besar waktunya, saling memotivasi dalam belajar dan saling menguatkan semangat sesamanya, mengingatkannya bila ia salah, dan mendukungnya bila ia benar dan mengevaluasi apa yang telah ia hafal, baca, diskusikan, dan kaji tentang sebuah permasalahan dengan selalu bersama-sama.”
Seseorang bertanya: “kepada siapa kami harus bergaul, wahai Syaikh ?” Sufyan Ats Tsauri menjawab: “Dengan orang-orang yang senantiasa mengingatkanmu untuk berdzikir kepada Allah, dengan orang-orang yang membuatmu gemar beramal untuk akhirat. Dan, dengan orang-orang yang akan menambah ilmumu ketika kamu berbicara kepadanya.”
Dzun Nun Al-Mishri (wafat 246 H) rahimahullah berkata:
“Hendaknya kamu bermajlis/bergaul dengan orang yang hanya dengan melihatnya saja sudah mengingatkanmu kepada Allah Azza wa Jalla, kewibawaannya membekas di dalam hatimu, ucapannya menambah motivasimu dalam beramal, amalnya membuatmu zuhud di dunia, dan kamu tidak bermaksiat kepada Allah selama kamu berada di dekatnya. Dia menasehatimu dengan perbuatan, tidak (hanya) dengan perkataan.”
Bergaul dengan orang saleh merupakan keutamaan, sedangkan mengikuti jejak langkah mereka adalah suatu kewajiban. (Khalifah Ustman).
Janganlah engkau melibatkan diri dalam hal yang tidak bermanfaat bagimu. Hindarilah musuhmu dan hati-hatilah dalam berteman kecuali dengan orang yang terpercaya. Tidak ada orang yang terpercaya kecuali orang yang takut kepada Allah. Janganlah berteman dengan orang jahat karena engkau akan terpengaruh menjadi jahat. Dan musyawarahkan urusanmu hanya dengan orang-orang yang takut kepada Allah. (Umar bin Khaththab)
Sebaik-baik teman adalah yang berkata pada temannya: AYO KITA PUASA SEBELUM KITA MATI. Dan seburuk2 teman adalah yang berkata pada temannya: AYO KITA MAKAN DAN MINUM SEBELUM KITA MATI. (hilyatul auliya)
Waspadalah dari kawan yang buruk, yaitu kawan yg jika engkau ingin dekat dengan Allah maka dia tak dapat membantumu, dan jika engkau melupakan Allah maka dia tak mau mengingatkanmu.
Banyak bergaul dengan orang2 sholeh adalah obat bagi penyakit hati. Sedangkan banyak bergaul dengan orang2 rusak adalah sumber penyakit hati. Maka berhati2lah dlm memilih teman dekat, dan selektiflah dalam bergaul. Menyendiri lebihh baik daripada bergaul dengan orang2 yang buruk/jahat, dan bergaul dengan orang2 baik lebihh baik daripada menyendiri. Rasulullah berkata: “Seseorang akan mengikuti agama teman dekatnya.” (HR. ABU DAWUD)
“Sebaik-baik hamba Allah adalah orang yang jika dilihat (menjadi perhatian) disebutlah nama Allah, dan seburuk-buruk hamba Allah adalah orang yang berjalan dengan mengadu domba, memecah belah antara orang-orang yang saling cinta, dan senang untuk membuat susah orang-orang yang baik.” (HR. Ahmad 4/227, periksa juga kitab “Hashaid al-Alsun” hal. 68)
Sahabatmu yang menasehatimu adalah sahabat yang sayang padamu sehingga ingin kebaikan bagimu, adapun sahabat yang membiarkanmu dalam kesalahan tanpa menasehatimu adalah sahabat yang telah menipumu.
Imam Ibn Qudamah menjelaskan dalam kitab Mukhtasar Minhajul Qashidin, bahwa ada empat kriteria yang patut menjadi pedoman dalam memilih teman.
[1]. Aqidahnya benar.
[2]. Akhlaqnya baik.
[3]. Bukan dengan orang yang tolol atau bodoh dalam hal berprilaku. Karena dapat menimbulkan mudharat.
[4]. Bukan dengan orang yang ambisius terhadap dunia atau bukan orang yang materialistis.
“Seseorang itu berada di atas agama temannya. Maka hendaklah salah seorang kamu memperhatikan dengan siapa ia berteman.” (HR. Tirmidzi)
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalau pun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Orang-orang yang berilmu agama adalah orang yang kucari di setiap tempat. Mereka adalah tujuan yang selalu kucari. Dan aku menemukan keshalihan hatiku di dalam bergaul dengan mereka.
(حلية الأولياء وطبقات الأصفياء , IV/85 )
-Admin 03-
Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
-WRD-